96% Kontainer Kargo Kering Dibuat di China

diproduksi dalam dua persen kontainer kargo kering
diproduksi dalam dua persen kontainer kargo kering

Akibat dampak global dari epidemi COVID-19, ketergantungan perdagangan internasional pada jalur laut meningkat tajam dalam dua tahun terakhir. Dalam konteks ini, kebutuhan kontainer juga meningkat. Pada titik ini, ada ketidakseimbangan yang serius dalam penawaran dan permintaan kontainer. Menurut data yang dikeluarkan oleh perusahaan konsultan Inggris Drewry, 96 persen kontainer kargo kering dunia dan semua kontainer reefer diproduksi di Cina.

Perekonomian global menunjukkan tren pemulihan tahun ini. Sementara aktivitas impor negara maju seperti Amerika Serikat (AS) kembali normal, kekurangan tenaga kerja akibat wabah menyebabkan tumpukan peti kemas di pelabuhan. Selain Amerika Serikat, situasi serupa juga terjadi di negara-negara seperti Selandia Baru, Australia, dan Inggris. Di sisi lain, beberapa negara Asia, yang merupakan titik produksi penting, mengalami kekurangan peti kemas yang serius karena ketidakmampuan mengembalikan peti kemas tepat waktu.

Dengan meningkatnya permintaan peti kemas, terjadi peningkatan yang besar pada harga peti kemas. Banyak produsen peti kemas di China mencoba memperluas kapasitas produksi mereka untuk memenuhi permintaan peti kemas saat ini. Menurut informasi yang diperoleh dari perusahaan produsen peti kemas di kota Xiamen provinsi Fujian, China, pabrik perusahaan memproduksi peti kemas setiap tiga menit.

Kapasitas produksi dari tiga perusahaan manufaktur peti kemas terbesar di China menyumbang 82 persen dari kapasitas global pada kuartal pertama tahun ini. Menurut data yang dirilis oleh Asosiasi Industri Kontainer China, China menempati peringkat pertama di dunia dalam hal produksi dan penjualan kontainer selama 25 tahun terakhir.

Produksi peti kemas bergeser ke China pada 1990-an

Dengan semakin gencarnya transportasi laut pada tahun 1960-an, transportasi peti kemas juga menyebar secara global. Sementara pusat produksi peti kemas adalah Amerika Serikat, pusatnya pindah ke Eropa, kemudian Jepang dan Korea Selatan pada waktunya karena faktor ekonomi dan logistik. Pada 1990-an, manufaktur peti kemas bergeser dari Korea Selatan ke China, berkat peningkatan kemampuan produksi China, permintaan ekspor yang terus meningkat, dan keuntungan finansialnya.

China terus meningkatkan kapasitas produksi peti kemasnya dan melampaui Korea Selatan pada tahun 1993. Sementara pangsa Cina di pasar peti kemas global adalah 1990 persen pada tahun 7,2, jumlah ini meningkat menjadi 1999 persen pada tahun 69.

Layanan kereta Eropa meningkatkan kebutuhan kontainer

Setelah reformasi dan kebijakan keterbukaan di Tiongkok, peningkatan perdagangan luar negeri dan pengenalan layanan kereta kargo Tiongkok-Eropa telah memberikan dorongan besar bagi perkembangan manufaktur peti kemas Tiongkok. Ada tiga alasan penting di balik China menjadi negara produsen peti kemas terbesar.

Yang pertama adalah kontainer yang diproduksi di China memiliki teknologi canggih. Dengan meluasnya penggunaan cat berbasis air yang ramah lingkungan, teknologi pembuatan kontainer di China telah melampaui para pesaingnya. Kedua, percepatan smart technology di sektor manufaktur di China.

Ketiga, pengembangan beragam produksi kontainer di Cina. Misalnya, berbagai macam kontainer untuk kargo kering, cair dan beku dikembangkan di Cina, sehingga memenuhi permintaan yang berbeda. Pasar domestik China yang besar juga memberikan dukungan kuat bagi perkembangan industri peti kemas.

Sumber: Radio Internasional China

Jadilah yang pertama mengomentari

Tinggalkan respons

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*