Pusat Pengumpulan Sampah Bebas Penghalang Pertama di Dunia berada di Üsküdar

Pusat Pengumpulan Sampah yang Dapat Diakses Pertama di Dunia ada di Uskudar
Pusat Pengumpulan Sampah Bebas Penghalang Pertama di Dunia berada di Üsküdar

Kota Üsküdar menempatkan pusat pengumpulan sampah bergerak untuk warga tunanetra ke dalam layanan di Sekolah Menengah Tunanetra Türkan Sabancı. Dengan pusat yang pertama kali digunakan di dunia ini, warga tunanetra akan dapat membedakan dan membuang sampah daur ulang. Warga tunanetra akan dapat belajar tentang bagian sampah dengan alfabet Braille dan sensor yang merespon dengan suara di bagian sampah di pusat daur ulang sampah. Dengan pendapatan yang diperoleh dari sampah daur ulang yang terkumpul, maka dipastikan warga yang membutuhkan akan diberikan sandang, pangan dan papan, alat tulis, sandang dan kesempatan beasiswa bagi para siswa, serta perlengkapan yang diperlukan bagi warga difabel. Dengan proyek ini, bertujuan untuk mengikutsertakan penyandang tunanetra dalam proses pengelolaan sampah sejak awal.

Hilmi Turkmen: "Kami sedang mengembangkan proyek yang sangat khusus untuk orang cacat"

Walikota Üsküdar Hilmi Türkmen berkata, “Kami berada di Sekolah Türkan Sabancı untuk Tunanetra di Üsküdar. Sekitar 35 juta orang tunanetra tinggal di dunia, ini adalah jumlah rata-rata di dunia.Sayangnya, ada juga warga tunanetra di Turki. Faktanya, 10% warga negara yang tinggal di Turki di dunia memiliki semacam disabilitas atau gangguan penglihatan atau disabilitas fisik atau mental lainnya, dan tentu saja, setiap orang memiliki upaya tim untuk meringankan kondisi kehidupan warga disabilitas ini dan memberikan mereka dengan kenyamanan dan kualitas. . Kami, sebagai Kotamadya Üsküdar, memiliki banyak pekerjaan untuk orang cacat, tetapi ini adalah salah satu pekerjaan yang paling istimewa.”

Hilmi Türkmen: "Berkat sensor, mereka dapat memisahkan dan membuang limbahnya"

Walikota Üsküdar Hilmi Türkmen berkata, “Proyek ini tentang warga tunanetra kami, tidak hanya di Turki, tetapi tidak ada proyek seperti itu di dunia. Seperti yang Anda lihat, pusat pemilahan sampah sekarang menjadi wadah pemilahan. Ketika warga tunanetra kita datang ke sini, katakanlah ada gelas atau sampah kertas karton atau sampah logam atau kayu di wadah ini. Saat dia mendekati sensor, saat dia mendekat dengan tangannya, akan terdengar suara dari sisi kaca dan dia akan melempar kaca mata kemanapun itu. Warga tunanetra kita akan membuang sampah yang ada di tangannya ke dalam kotak yang bersangkutan sesuai dengan suara yang akan keluar berkat sensor tersebut," ujarnya.

Jadilah yang pertama mengomentari

Tinggalkan respons

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*